Mohon tunggu...
Ayep Zaki
Ayep Zaki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kedaulatan Pangan Pasti Terbukti
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi sosok pribadi yang bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan agama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

14 Tahun FKDB

12 Januari 2019   07:00 Diperbarui: 12 Januari 2019   07:15 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
H. Ayep Zaki, S.E/dokpri

Elemen waktu dalam sebuah perjuangan adalah bersifat mutlak adanya. Sang Waktu hadir oleh karena jarak. Jarak impian menuju kenyataannya selalulah ada dan membutuhkan sang waktu untuk memprosesnya. Allah, Tuhan Pemasti Segala Kehidupan, Pencipta Ruang dan Waktu, termasuk terciptanya 14 tahun FKDB. 

Misi kesejahteraan dan kemakmuran yang diupayakan FKDB ini merupakan impian yang muncul 14 tahun silam. Gagasan yang muncul dari pemikiran H. Ayep Zaki ini disampaikan saat pertama kali pada tanggal 10 Januari 2005 di Sukabumi, Jawa Barat, kepada para sahabat dan handai tolan saat itu, merupakan bentuk paradigma perihal bagaimana kesejahteraan dan kemakmuran bisa menjelma di bumi Pancasila ini, negeri elok nan subur dengan masyarakat yang demikian majemuknya.

Kesejahteraan dan kemakmuran adalah cita-cita tertinggi umat manusia. Namun kadang kala cita-cita itu terganjal dan terhenti oleh karena sempitnya pandangan dan penilaian yang mengaburkan makna hakiki bahwa manusia merupakan makhluk sosial. 

Kesejahteraan dan Kemakmuran menjadi raib setelah kepentingan pribadi dan kepentingan golongan kecil mendominasi kenyataan sosial. Pribadi siapakah? Golongan manakah?. Adalah lebih aman dan terukur bila pribadi masing-masing kita melebur dalam kepentingan golongan yang lebih besar yaitu "bangsa". 

Sejatinya kita berpikir dan berjuang demi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Kemakmuran individu, kemakmuran keluarga, kemakmuran masyarakat, kemakmuran bangsa adalah pola kemakmuran yang seyogyanya secara kontinu dan berlanjut diperjuangkan hingga menjadi pilot project untuk kemakmuran umat manusia sejagat. 

Kesejahteraan dan kemakmuran sangatlah identik dengan kerja "memberi", bukan kerja "menerima". Paradigma inilah yang terus dikumandangkan oleh H. Ayep Zaki yang saat ini sedang terus tumbuh berkembang dari tahun 2005 hingga tahun 2019 ini dengan kelompok kecilnya. 

Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa 14 tahun FKDB ini adalah bukanlah perjalanan seseorang atau individu atau sekelompok manusia, sesungguhnya yang demikian adalah perjalanan visi misi perjuangan membangun kemakmuran dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia. 

Tentunya, FKDB pun menyadari bahwa dirinya adalah salah satu dari sekian banyak kelompok manusia yang mendambakan kesejahteraan dan kemakmuran ini terwujud. Negara Indonesia pun berganti-ganti presiden adalah dalam rangka membangun yang demikian. 

Tidak sedikit pula organisasi massa yang juga mengharapkan yang demikian. Dari itu, anggaplah hal ini merupakan kompetisi atau mushabaqah perwujudan kesejahteraan dan kemakmuran. Dengan legalnya FKDB melalui bubuhan tandatangan dari kemenkumham di akhir tahun 2015, FKDB resmi menjadi bagian dari sekian banyak ormas yang diperkenankan membantu negara dalam perwujudan Kesejahteraan dan Kemakmuran bangsa ini. 

Siapa pun juaranya dalam kompetisi kebaikan ini, pastilah berjiwa besar, akan membagikan piala dari negaranya kepada siapa pun tanpa membeda-bedakan individu atau golongan, sebab kesejahteraan dan kemakmuran adalah kebenaran dari cita-cita manusia seumumnya.

Perjalanan Visi Misi FKDB selama 14 tahun lamanya hingga saat ini, masih jauh dari kesempurnaan. Jarak antara impian dengan kenyataan masih jauh, namun FKDB telah bergerak untuk mendekati titik tujunya. Rangkaian totalitas giat FKDB merupakan upaya memperpendek jarak antara impian dan kenyataannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun