Mohon tunggu...
Arie Yanwar
Arie Yanwar Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya seorang rakyat yang peduli kepada negerinya tercinta

Menulis sebagai bentuk apresiasi pada pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

BMKG Vs Met Office dalam Menjelaskan Anomali Cuaca

29 Oktober 2019   12:08 Diperbarui: 29 Oktober 2019   12:48 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya pernah mengikuti sebuah open lecture dimana pembicara nya adalah ilmuwan yang bekerja di Met Office yang notabene adalah BMKGnya UK. Sang ilmuwan tersebut menyatakan bahwa terjadi perubahan suhu yang abnormal sedang terjadi di UK dan dunia. Beliau menyajikan sebuah data time series terkait temperature di UK dan dunia dalam 100 tahun terakhir serta menyajikan trend perubahan suhu yang terjadi. 

Ilmuwan tersebut juga memperlihatkan dimana dan kapan terjadi temperature paling ekstrim baik terendah dan tertinggi di UK dan dunia. Bagi saya yang merupakan orang awam alias yang tidak mempelajari studi tentang climate. Penjelasan si ilmuwan tersebut mencerahkan dan memberi perspective baru bahwa perubahan cuaca memang terjadi dan kita sedang mengalaminya.

Nah, beberapa hari ini kita di hebohkan dengan adanya suhu panas yang menimpa tanah air tercinta. Suhu panas yang benar-benar panas sampai ada emak-emak yang goreng kerupuk tanpa menggunakan kompor. 

Surprisingly, BMKG hanya menyebutkan bahwa penyebab terjadinya suhu panas adalah MATAHARI. 

Ya, matahari adalah penyebab suhu panas tersebut karena saat ini beberapa wilayah di Indonesia berada tepat di titik dimana matahari berada sangat dekat dengan wilayah tersebut. Lebih hebatnya lagi, informasi ini disampaikan oleh seorang deputi atau dengan kata lain seorang pejabat tinggi BMKG yang membuat pernyataan ini. 

Sehingga dapat dikatakan bahwa informasi ini merupakan informasi resmi yang di rilis oleh BMKG sebagai institusi pemerintah.

Terus terang saya hanya bisa menggelengkan kepala sekaligus tertawa geli mendengar statement tersebut. Karena statement sang pejabat tersebut dapat diterjemahkan sebagai sebuah hal normal. Toh, matahari akan selalu berada di atas kita jadi ya biasa-biasa saja. 

Inilah hal yang sangat memalukan bagi saya, bagaimana mungkin seorang pejabat sebuah institusi resmi pemerintah mengatakan bahwa penyebab suhu panas yang melanda beberapa wilayah di Indonesia adalah matahari. 

Kalau jawabannya cuma matahari, ya itu gak perlu BMKG yang rilis, level pejabat pula! Apalagi statement seperti itu tidak bisa meningkatkan awareness kita bahwa something needs to be done one way or another. Lha, kalau penyebab suhu panas matahari ya so what berarti ya emang cuma panas aja titik gak pake koma. 

Terus, preventif kita ya cukup berlindung di balik pohon (sambil maki-maki mataharinya).  

Seharusnya BMKG dapat mengatakan lebih dari sekedar menyalahkan matahari sebagai penyebab suhu panas, sebagaimana layaknya yang dilakukan oleh Met Office UK dengan menggunakan time series data yang mereka miliki. Kalau kendalanya adalah data, akan sangat naif sekali jika institusi sekelas BMKG tidak bisa bekerjasama dengan institusi lain di dunia yang memiliki data tentang iklim. 

Sehingga BMKG bisa memberikan penjelasan yang lebih bermutu dan berbobot kepada publik terutama terkait anomali cuaca yang melanda Indonesia. Hal ini juga bisa meningkatkan awareness kita tentang perubahan iklim, tentu saja jika publik di berikan informasi yang berbobot sebagaimana Met Office UK memberi pencerahan kepada publik terkait anomali cuaca yang sedang terjadi di kota tempat saya belajar.

Saya bukan pegawai BMKG, tapi saya geram dengan penjelasan gak mutu yang diberikan oleh BMKG terkait suhu panas minggu lalu. Jangan-jangan jika ada kemarau panjang banged, BMKG hanya akan memberi penjelasan bahwa penyebab kemarau panjang adalah tidak adanya hujan dalam jangka waktu cukup lama. 

Mungkin para pejabat terkait lebih cocok jadi stand up comedian daripada ngurusi cuaca ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun