Mohon tunggu...
Arie Yanwar
Arie Yanwar Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya seorang rakyat yang peduli kepada negerinya tercinta

Menulis sebagai bentuk apresiasi pada pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

''The Next Rockefeller''

30 Desember 2017   01:19 Diperbarui: 30 Desember 2017   01:39 1611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari buku yang sama

Untuk mengatasi krisis perubahan iklim, kita harus mengganti semua pembangkit listrik tenaga fossil dan yang paling memungkinkan sebagai pengganti adalah nuklir nuklir yang saya maksud disini bukan PLTN kayak di Fukushima melainkan PLTN generasi ke empat. Apa itu PLTN generasi keempat? Ada tiga hal yang bikin masyarakat parno sama tenaga nuklir yaitu kecelakaan kayak Fukushima dan Chernobyl, potensi pembuatan bom nuklir, dan mahal. 

Nah, PLTN generasi ke empat ini merupakan PLTN yang anti meltdown sehingga tragedy kayak Fukushima dan Chernobyl gak mungkin terjadi. PLTN ini juga anti proliferasi sehingga gak mungkin juga disalahgunakan untuk dijadikan bom nuklir. Serta potensi untuk bisa menjadi murah bahkan lebih murah dari pembangunan PLTU batubara.

Saat ini banyak yang sudah berlomba-lomba untuk mengembagkan PLTN generasi ke 4, baik yang berbahan bakar Thorium maupun yang menggunakan limbah nuklir. Tapi ada satu yang kurang yaitu belum adanya Rockefeller di sector ini. Ya, kita butuh seorang energy entrepreneur seperti Rockefeller. Dunia butuh seorang energy entrepreneur sekaliber Rockefeller yaitu seseorang yang visioner dan tentu saja berani mengambil risiko.

Kita sudah melihat kesuksesan Elon Musk ketika dia merevolusi perjalanan ke luar angkasa yang sangat mahal dan mematahkan stereotype bahwa proyek angkasa merupakan suatu hal mustahil dilakukan pihak swasta karena sangat mahal. 

Tetapi roket Falcon IX membuktikan sebaliknya dan bukan tidak mungkin bahwa dalam 1 atau 2 dekade ke depan, perjalanan luar angkasa menjadi suatu hal yang dapat dilakukan orang biasa. Walau masih belum menjadi alat transportasi umum, tapi teknologi Falcon IX sudah menuju kesana. Yang diperlukan adalah konsistensi sang entrepreneur untuk fokus kesana dan orang tersebut bisa Elon Musk, bisa juga orang lain.

Untuk kasus energy, dalam hal ini nuklir, polanya pun akan sama. Dibutuhkan seseorang yang visioner dan berani mengambil risiko untuk dapat mengembangkan teknologi nuklir generasi ke 4. Seorang yang melihat nuklir sebagai solusi untuk masalah energy dan perubahan iklim. 

Seorang yang melihat nuklir sebagai potensi untuk membawa kehidupan umat manusia yang lebih baik dengan mengantikan semua pembangkit listrik bertenaga fossil di seluruh dunia dengan PLTN generasi ke 4. Seorang yang bisa membuat PLTN generasi ke 4 menjadi lebih efektif, efisien dan murah sehingga dapat dibeli oleh negara-negara berkembang. 

Tentu saja orang tersebut harus mampu mengubah paradigma nuklir yang selama ini lebih banyak hembusan negatifnya ketimbang hembusan positifnya.

Saat ini ada beberapa perusahaan yang berusaha mengembangkan teknologi nuklir generasi 4 sebutlah Terapower, Thorcon dan lain-lain. Tapi dibalik perusahaan tersebut belum ada atau setidaknya saya belum melihat sosok entrepreneur visioner seperti Elon Musk yang mengendalikan perusahaan tersebut selain sosok Bill Gates sebagai investor di Terapower. 

Mungkin kondisinya akan berbeda seandainya Bill Gates 20 tahun lebih muda dari umur sekarang. Dengan kata lain, dunia menantikan adanya the next entrepreneur di bidang energy seperti J.D. Rockefeller, dengan menyediakan pasokan listrik yang aman, murah dan ramah lingkungan ke rumah kita semua yang tentu saja dapat menyediakan solusi akan kebutuhan energy kita dengan keinginan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang disediakan dari nuklir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun