Mohon tunggu...
Ayang Puspasari
Ayang Puspasari Mohon Tunggu... -

Basketball S.F #5 Hidup itu lebih dari Fun. Fun itu kadang jadi Comfort Zone, dan kita harus belajar untuk keluar dari itu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Senyummu, Masih Tertinggal

12 Januari 2017   21:43 Diperbarui: 12 Januari 2017   22:00 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebelas januari telah berlalu, delapan tahun sudah aku mengenalmu. Sesosok lelaki pembawa teks pancasila dengan langkah tegapnya. Disitulah aku mulai melihatmu, aku tak tau namamu dan aku ingin mengetahuinya. Awal yang penuh dengan tanda tanya dan etah kenapa mata ini ingin selalu memandangmu. 

Beberapa bulan berlalu saat aku mengetahui namamu dan terlepas dari itu aku tidak lagi memperhatikanmu. Tetapi dunia berkata lain, sewaktu persami pramuka, aku tepat dibawahmu dan melihatmu duduk diatas batu hitam memakai baju putih didepan tenda. Rupanya kamu menunggui temanmu yang sedang sakit, begitu setianya dirimu terhadap temanmu. 

Aku mulai memperhatikanmu lagi, setiap senyummu membuatku merasa aku lebih baik dari sebelumnya, lebih ceria dan lebih bersemangat. Entah bagaimana kita bisa saling berkenalan aku lupa, tapi yang lebih indah adalah senyummu yang selalu engkau berikan untukku pada saat itu. Kita berdua menyusuri jalan demi jalan menggunakan sepeda walaupun tak tau arah, bersendang gurau satu sama lain menceritakan hal yang tak penting tetapi tetap mengasyikan, dan memarahi satu sama lain jika melakukan kesalahan. Semua begitu indah dan begitu nyata waktu itu.

Seorang anak lelaki kecil cupu dan seorang anak perempuan kecil jelek. Entah mengapa semua terasa berbeda jika ada dirimu, terasa indah dan nyaman. Kita bisa menjadi diri kita sendiri tanpa menutupi segala kekurangan kita. Tetapi semua itu telah berlalu, kau telah tumbuh menjadi pria dewasa yang mempunyai pribadi baik dan mempesona didepan kaum wanita. Sekarang yang ada hanya kita. Kita dan dunia kita masing-masing, kita dan cerita kita masing-masing. Senyummu yang dulu begitu manis dan indah, sekarang sulit untuk aku lihat. Kita berjalan diatas bumi yang sama tetapi dengan cerita yang berbeda, kita tidak bisa menyusuri jalan bersepeda maupun bertukar gurauan lagi. Kemana perginya senyum itu temanku? Aku merindukanmu, sampai saat ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun