Jakarta tetaplah menjadi mimpi
Untuk digenggam pada suatu hari nanti
Ia selalu menjadi panggung
Untuk beribu-ribu kerlip cahaya
Tak peduli berasal dari sinar
yang menyejukkan mata
atau malah dari sebongkah bara
Memanggil-manggil
Sekali melangkah
Malu untuk berbalik punggung
Apalagi kini
Kita menikmati menjadi penipu
Dengan bantuan kecerdasan buatan
Kita berpose layaknya jutawan
atau bahkan setara sultan
Walaupun sebenarnya
kita sedang menghemat-hemat
paket internet
Mengirim banyak email lamaran
yang tak pernah ada jawaban
atau,
menjadi manusia perak
menjadi badut
di perempatan
Dalam dada kita tertawa keras-keras
hingga keluar air mata
***
Lebakwana, Juni 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI