Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Hujan Dalam Sebuah Puisi

7 Maret 2025   06:31 Diperbarui: 7 Maret 2025   06:31 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dua Hujan Dalam Sebuah Puisi. Gambar dibuat dengan bantuan Meta AI | Dokumen pribadi 

Aku menjemputmu dalam dua kali situasi hujan
Hujan pertama adalah saat pagi,
udara masih bersih, kau di bawah payung,
tapi tetap saja tubuhmu basah terkena
tempias hujan
Bibirmu pucat walaupun senyummu
masih melekat

Hujan kedua saat menjelang sore
Banyak orang terperangkap di jalan
Di seberang jalan di sebuah halte
Kau sedikit mengibaskan rambutmu
yang basah
Dan orang-orang di sekelilingmu
Berusaha menyembunyikan kegelisahan
Pura-pura membuka hp
Pura-pura membaca pesan
Dan menelpon entah kepada siapa
Kau tidak berpura-pura membuka hp
Tidak berpura-pura membaca pesan
Tidak pula menelepon seseorang
entah siapa
Terlihat bibirmu begitu pucat
Tapi tatapanmu seperti mengajakku
untuk mendekat
Aku tidak bisa menduga
Apakah kita akan bersepakat
Mengawali sebuah kata
Atau malah
Menyelesaikan sebuah kalimat

***

Lebakwana, Maret, 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun