Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Badut yang Menolak Kehilangan Panggung

4 Februari 2025   06:36 Diperbarui: 4 Februari 2025   06:36 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seorang Badut yang Menolak Kehilangan Panggung. Gambar dibuat dengan bantuan Meta AI | Dokumen pribadi 

Lampu-lampu panggung telah padam
Tapi seorang badut menolak lelah
Masih ingin terus bermain
Padahal penonton ingin pemain baru
Dengan cerita baru
Lalu sang badut membuat panggung sendiri
Agar lampu-lampu tetap menyorot setiap hari
Tak peduli penonton semakin sepi
Biasanya penonton yang rela membayar
Kini justru sang badut membayar siapa saja
yang mau bertepuk tangan
Ia ingin kamera selalu mengikutinya
Rumahnya pun menjadi tempat wisata
Dengan wisatawan pura-pura tertawa
Dengan tingkah sang badut
Yang sebenarnya tak lagi lucu
Entah demi untuk siapa
Dirinya
Keluarganya
Anaknya
Atau untuk kerakusannya
Atau melindungi ketakutannya
Agar sertifikat kebadutannya tidak ditanyakan

Kini justru ia terlihat makin lucu
Dan penonton di luar
Malah ingin menangis

***

Lebakwana, Februari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Panggung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun