Memang ada penyair (bertameng licentia poetica ini) menulis puisi yang aneh-aneh, absurd, nggak jelas, agar bisa disebut nyeniman. Salah satu contohnya puisi-puisi yang ditulis Ayah Tuah.
Tapi, lupakan.
Begitu banyak puisi ditulis di Kompasiana, tapi kenapa puisi dua kompasianer itu yang dirisak? Dan Engkong membawa-bawa nama saya. Saya tahu jawabannya. Kata John Lennon itu namanya, Jealous Guy.
Dan kenapa pula diksi "lubang" dan "punggung" yang disigi. Sepertinya Engkong terintimidasi dengan kedua diksi itu. Saya bertanya-tanya dalam hati.
Akhirnya, eureka!
Ini cerita yang saya dapat. Pada suatu hari Engkong diminta pasangan hidupnya, Bertha (bukan nama sebenarnya), untuk membuat lubang. Tapi baru tiga kali cangkulan Engkong sudah menggelosor loyo. Engkong makin menyumpah-nyumpah, karena obat kuwat kiriman Acek Rudy ternyata sudah kadaluarsa.
Dari sini awal masalah. Bertha yang kecewa pada hari-hari berikutnya hanya memunggungi Engkong. Hanya dapat punggung, Gaes.
Engkong menjadi frustasi, insecure, yang berakibat menimbulkan dendam kesumat kepada saja yang berani mengungkit-ungkit soal lubang dan punggung. Dan Lilik Fatimah Azzahra dan Ayu Diahastuti menjadi korbannya.
Dan, Gaes, dimaafkan sajalah kalau akhir-akhir ini Engkong Felix terobsesi dengan pisang. Dia sudah menulis artikel pisang sampai 6 kali. Agak mencemaskan sebenarnya kalau pisang yang ditulis Engkong sampai posisi 69. Sedih 'kan, Gaes?
Demikianlah ceritanya, Sodara-sodara sebangsa se-Kompasiana. Fix, no debat!
***
Lebakwana, Januari 2023.