Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Beberapa Teori untuk Membunuh

4 Januari 2023   19:18 Diperbarui: 4 Januari 2023   19:22 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay

"Maaf, ini mungkin nasibmu yang sial. Berbagai petualangan sudah kutaklukkan. Aku ingin sensasi yang lain. Tapi perlu kau ketahui, aku sudah lama ingin merasakan bagaimana membunuh orang. Tanpa motif, tanpa kenal sebelumnya. Tentu ini ada rasa sensasi yang luar biasa. Dan kau adalah korbanku yang pertama. 

"Oh, ya, sebelum ini kita belum pernah bertemu, bukan?" kata perempuan cantik itu tersenyum, sambil memasukkan pistol kecilnya yang masih berasap ke dalam tas yang disandangnya. 

Sedang aku merasakan tubuhku yang gemetar, menahan agar tak ambruk ke lantai. Aku masih mendekap perutku yang penuh darah. Aku melihat perempuan itu perlahan meninggalkan tempat itu. Pandangan mataku yang semakin nanar, aku masih sempat menangkap senyum perempuan itu. 

Sangat manis! 

***

Lebakwana, Desember 2020. 

Catatan. Cerpen ini pernah tayang di risalahmisteri.com, dengan judul berbeda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun