Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Beberapa Teori untuk Membunuh

4 Januari 2023   19:18 Diperbarui: 4 Januari 2023   19:22 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay

Maka kumulai rencana-rencana. 

Pernah terpikirkan olehku mengemudikan truk tronton, dengan kecepatan tinggi melindas pejalan kaki di acara car free day. Tentu ini sangat luar biasa. Tapi aku akan cepat tertangkap. 

Racun? Bom? Ini perbuatan pengecut. Merusak reputasiku sebagai pengusaha muda yang cerdas. Aku ingin membunuh di tengah keramaian. Tanpa motif, tanpa kenal sebelumnya dengan korban. Kemudian menusukkan pisau, atau dengan senjata api; tentu saja menggunakan peredam suara. 

Aku akan menikmati bagaimana si korban terheran-heran, kenapa ia dibunuh. Nanti aku akan seperti pesulap yang akan melakukan aksinya, dan meminta bantuan dari salah seorang penonton, mengatakan: "Sebelum ini kita belum pernah bertemu, bukan?" 

Dahsyat! 

Kini aku sering jalan-jalan, berbaur di keramaian. Aku melihat, ada kesempatan atau tidak. Aku juga mempelajari di mana CCTV biasanya diletakkan. Sangat umum: Di pintu masuk atau keluar, di tempat parkir kendaraan. Bila di dalam gedung, paling diletakkan di sudut atas. Masih bisa dihindari. 

Tapi sudah lebih sebulan aku belum bisa menemukan korban yang tepat. Di keramaian, belum kenal, tanpa motif; itu prinsip. Ini semakin memacu adrenalinku 

Kini aku memasuki sebuah mal yang cukup terkenal. Di akhir tahun seperti ini pengunjung sangat ramai. Hm, ini kesempatan. Aku berdebar. 

Aku juga sudah mempelajari suasana dalam mal ini sebelumnya. Di mana CCTV, di mana tempat strategis untuk melakukan eksekusi. 

Di sana, di lantai dua dekat tiang utama, dan ada pagar untuk membatasi ruang terbuka. Tapi sudah tiga kali berputar ke arah itu, aku belum menemukan mangsa. 

Sekarang putaran yang keempat. Nah, itu ada seorang perempuan cantik berjalan ke arah tonggak, bertelekan dengan pagar pembatas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun