Aku ingin membeli banyak buku; yang pertama adalah novel-novel cinta. Mungkin aku akan ikut larut dalam cerita -- menangis dan tertawaÂ
memeluk mimpi dan pelangiÂ
juga, belajar meredam amarah memegang kendali dari rasa benci yang menjajah, karena kemarahan dan kebencian nggak akan pernah  mengubah apa pun *)Â
hanya menjadi kepuasan bayang-bayang, atau melahirkan amuk yang lainÂ
tapi cinta yang ikhlas dapat menghentikan muntahan lava sebuah gunungÂ
menenangkan badai lautanÂ
Aku juga akan membaca buku motivasi, biografi, kisah-kisah perjalanan, belajar mencintai banyak warnaÂ
Tentu aku turut juga membaca buku-buku politik, takjub ataupun terheran-heran, bagaimana mudahnya seseorang bermetamorfosis menjadi tikus, ular, atau serigala; menohok kawan seiring, menggunting dalam lipatanÂ
Aku juga akan mempelajari teori memasak, memperlakukan bayi, soal-soal listrik sederhana, bercocok-tanam -- bagaimana memupuk rindu agar tumbuh cinta selamanyaÂ
Tak kurang-kurangnya aku akan membaca buku-buku agama, mengingatkan kaki ke mana telah melangkah, apa saja yang telah dilihat mata, dicecap dan diucap lidah, atau mungkin tangan telah mengambil hak orang lain, bercermin, bahwa kita berpijak sementara, dan semuanya itu ada pertanggungjawabannyaÂ
***
Lebakwana, Januari 2021Â
Catatan.Â
*) Â Kalimat ini saya kutip dari dialog dalam novel Tears in Heaven karya Angelia Caroline.Â