Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cermin, Jarum Jam, dan Tahun 2020 dalam Semangkuk Mi

29 Desember 2020   06:40 Diperbarui: 29 Desember 2020   06:46 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Stanislav Kondratiev/ Pexels 

Kata-kata luruh, menggantung pada kembang yang kutanam, entah apa namanya, kuambil dari pinggir selokan. Cerita-cerita: merah, putih, kuning; juga pandemi, serasa gerak jarum jam terhenti, anak-anak gelisah kehilangan bangku sekolah. Pak Menteri, bisa kah mengirimkan pulsa hari ini. Gizi keluarga ditakar dalam semangkuk mi, di linimasa mempertengkarkan batas bahasa: kami, kita, dan kamu siapa; melihat dua seteru berpelukan pun tak mau terima, selalu sesak dada melihat ibu kota, mengintai bak menunggu mangsa, sedikit terpeleset langsung dibuat gema. Mata selalu berapi melihat kepalan tangan tak mati-mati, sudah dengar ada koran sebentar lagi undur diri. Jangan ini menjadi republik zombie, media massa kehilangan nurani, membuat tumpul taji, takut berbeda, karena sama saja harakiri. Cermin retak, angka-angka gugur pada almanak. Kembang api bertaburan di angkasa. Langkah kaki masih kah tetap sama 

Itu saja 

***

Lebakwana, Desember 2020 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun