Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Perempuan yang Bercerita tentang Apa Saja

20 September 2020   13:37 Diperbarui: 20 September 2020   13:47 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin bercerita tentang pagi 

Pagi adalah tempat terbaik menanam harapan. Ada embun membawa kesejukan, juga sinar matahari yang menjanjikan hangatnya sebuah impian 

Tapi bisa juga membakar, atau hilang ditelan kegelapan 

Kemudian lelaki, membawa harum mawar pergi. Menyisakan tangkai yang patah dan sekumpulan duri 

Debu yang tertulis pada sajak-sajak ngilu. Membuat aku lupa yang namanya rindu 

Senja. Tidak. Aku tidak ingin bicara senja. Biarlah itu milik para pujangga 

Jarum jam. Pada televisi yang berisik, yang perlahan menjemput kematian. Keriuhan tanpa jeda di ruang-ruang linimasa. Tak peduli hilang makna meninggalkan nyeri di dalam dada 

Datanglah malam. Perempuan itu berubah menjadi bayang-bayang 

Kemudian tenggelam 

***

Cilegon, September 2020. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun