Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepedihan yang Mawar

1 Agustus 2020   20:28 Diperbarui: 1 Agustus 2020   20:18 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Min An/ Pexels 

Kepedihan itu bunga mawar. Ada aroma abadi. Tubuh yang duri

Dan angka-angka, pernah pada suatu masa, kita tahu berapa jumlah anggota tubuh kita, hingga tulang rusuk pun dapat terbaca

Juga semacam warna. Bersama cerita-cerita membentuk pelangi bagi sebuah perjalanan 

Atau sebagai pembelajar, berapa banyak kawan kita yang sebenarnya 

Kepedihan itu luka dan terus menjadi air mata, kalau kita mengenangnya dengan prasangka, tanpa mengubahnya

Tak berbuat apa-apa 

***

Cilegon, Juli 2020. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun