Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Menjadi Istri, Sedang Istriku Menjadi Suami

21 Juli 2020   20:54 Diperbarui: 21 Juli 2020   20:52 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bermula karena kami saling menyalahkan peran masing-masing. Aku jengkel dengan istriku, karena sering melihat rumah berantakan, terlambat membuatkan kopi untukku, anak-anak yang belum mandi, dan sebagainya. 

Istriku pun menuduhku macam-macam. Dari yang menuduhku berbuat serong, hingga aku yang sering foya-foya di luar. 

Tentu masing-masing pihak tak terima dengan tuduhan itu. 

Entah kenapa tiba-tiba saja aku dan istriku bersepakat berganti peran, dia menjadi suami dan aku menjadi istri. 

Maka pagi-pagi aku bangun. Kulihat pakaian yang menumpuk, piring-piring kotor, rengekan anak yang akan sarapan, minta jajan sekolah, dan menyiapkan segelas teh untuk istriku yang kini berperan sebagai suami. 

Sedang istriku menyemprotkan parfum ke tubuhnya, menyeruput teh, dan sesekali membalas telepon. 

"Aku mungkin pulang malam. Ada rapat dan kerja yang belum diselesaikan. Besok pertemuan kepala-kepala cabang. Lusa ke luar kota," kata istriku sambil memakai sepatu. 

Istriku membuka tas. Mengeluarkan cermin kecil; ini sudah yang keempat kali. Apa bedak di pipinya terlalu tebal, atau ada yang salah dengan warna lipsticknya? Tiap sebentar istriku memonyongkan dan mengulum bibirnya. Membetulkan garis alisnya. 

Kemudian rumah sepi. Istriku ke kantor, anak-anak berangkat ke sekolah 

Aku pergi ke pasar untuk membeli keperluan dimasak hari ini. Kemudian membereskan rumah, memasak, mencuci, menjemur pakaian, menyiram kembang, menyapu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun