Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja yang Bercerita

17 Juli 2020   21:14 Diperbarui: 17 Juli 2020   21:14 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Nuno Obey/ Pexels 

1.

Aku mempunyai enam orang anak, dua anak pertama lelaki, sedang empat lainnya adalah perempuan. Keenam anakku kini menjadi orang sukses, setidaknya tidak mengalami kesusahan  seperti kami muda dulu. 

Tapi sejak masing-masing telah berkeluarga, kami -  aku dan suamiku - terasa sebagai makhluk yang aneh di tengah-tengah mereka. Terlebih setelah cucu-cucu kami lahir. 

"Badan Opa bau, Oma juga. Nggak pernah mandi, ya? Opa dan Oma cocoknya tinggal di museum," kata salah seorang cucu kami, yang disambut tawa cucu-cucu kami yang lain. 

Para menantu dan anak-anak kami juga  turut tertawa, malah lebih keras. Aku dan suamiku juga tertawa, tapi kami tidak tahu apa yang kami tertawakan. Kemudian di kamar diam-diam kulihat suamiku menghapus air matanya. 

Kami berpindah-pindah, dari rumah anak kami yang satu ke rumah anak kami yang lain. Tapi sepertinya mereka tidak betah dengan kehadiran kami. Kami seperti jadi penghambat gerak langkah mereka. 

Dan, mungkin, akhirnya mereka bersepakat. Suatu sore anak sulung kami membawa kami ke sebuah tempat, sebuah rumah yang cukup besar. Di dalamnya banyak orang-orang tua seusia kami. 

Di rumah ini suamiku hanya bertahan setengah tahun. Saat meninggal anak-anak kami datang; bukan tubuhnya, tapi hanya uang mereka. Hingga kini. 

Kalau nanti kau melihatku, panggil saja Bu Sandra. Oma, boleh, dipanggil nenek juga tak apa. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun