Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jajanan dari Surga

10 April 2020   16:49 Diperbarui: 10 April 2020   17:04 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: doktersehat.com.

Istriku mengangguk, tersenyum. 

"Ayah berangkatnya kapan?" tanya Kakak lagi. 

"Nanti sore, naik kereta. Ya, udah, Ayah mau beres-beres dulu, ya?"

***

Sorenya saat akan berangkat Kakak masih menggelayuti tanganku. Ia memang lebih dekat denganku dibanding bundanya. Kurasa sejak ia masuk sekolah TK, hingga kelas dua SD sekarang ini. Sedang Dedek, anak lelakiku, yang masih sekolah TK nol kecil juga relatif cukup dekat, walau tak sedekat bundanya. 

"Jangan lama-lama ya, Yah?" Kakak mengingatkanku. 

Aku mengangguk. "Tuh, Ayah hanya bawa baju dua setel, tiga dengan Ayah pakai," kataku meyakinkan. 

"Tunggu, Yah!" 

Gadis kecilku lari ke kamarnya. Tak lama ia keluar sambil membawa bungkusan dari koran, diikat dengan karet. Menyerahkan padaku, "Bukanya di kereta aja," kata Kakak, gadis kecilku. 

"Terima kasih, ya?" kataku tersenyum, menciumi pipi Kakak. 

Tak lama mobil yang kupesan lewat online datang menjemput. Sekali lagi kuciumi pipi kedua anakku. Juga kening istriku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun