Istriku mengangguk, tersenyum.Â
"Ayah berangkatnya kapan?" tanya Kakak lagi.Â
"Nanti sore, naik kereta. Ya, udah, Ayah mau beres-beres dulu, ya?"
***
Sorenya saat akan berangkat Kakak masih menggelayuti tanganku. Ia memang lebih dekat denganku dibanding bundanya. Kurasa sejak ia masuk sekolah TK, hingga kelas dua SD sekarang ini. Sedang Dedek, anak lelakiku, yang masih sekolah TK nol kecil juga relatif cukup dekat, walau tak sedekat bundanya.Â
"Jangan lama-lama ya, Yah?" Kakak mengingatkanku.Â
Aku mengangguk. "Tuh, Ayah hanya bawa baju dua setel, tiga dengan Ayah pakai," kataku meyakinkan.Â
"Tunggu, Yah!"Â
Gadis kecilku lari ke kamarnya. Tak lama ia keluar sambil membawa bungkusan dari koran, diikat dengan karet. Menyerahkan padaku, "Bukanya di kereta aja," kata Kakak, gadis kecilku.Â
"Terima kasih, ya?" kataku tersenyum, menciumi pipi Kakak.Â
Tak lama mobil yang kupesan lewat online datang menjemput. Sekali lagi kuciumi pipi kedua anakku. Juga kening istriku.Â