Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Seharusnya Bukan Ode Ini yang Kutulis

25 Februari 2020   14:13 Diperbarui: 25 Februari 2020   14:11 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com.

Bukan pagi mendung yang ingin kusampaikan, tapi tetiba hati yang  gerimis 

Tak ada tanda-tanda yang diikat pada kaki merpati, juga koak gagak di malam hari, tapi pagi ini kata-kata menjadi hujan 

Aku tak pernah melihat wajahmu, tapi kurasakan kau begitu dekat. Kemudaanmu tak menghalangi membawa puisimu jauh melompat, melampaui usiamu. Bahkan di tengah kepalamu dihimpit rasa sakit 

Ini seharusnya bukan ode untukmu, karena kesedihan itu sudah menjadi hari-harimu

Erin, aku tak bisa meneruskan puisi ini 

Selamat jalan 

***

Cilegon, Februari 2020. 

Teruntuk Erin. 

Anakku, cucuku ( karena kau selalu menyebutku opa ) ahabatku, juga guruku  (  untuk puisi aku tak malu menyebutmu, guru ). 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun