Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Sunyi Mawar

24 Januari 2020   21:27 Diperbarui: 25 Januari 2020   17:55 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com.

Bukan ini yang kuinginkan. Cerita tentang rerumpunan mawar, di halaman belakang rumah tua yang ditinggalkan penghuninya. Meninggalkan sunyi dan duri 

Ada sebuah pesan ditinggalkan pada secarik kertas buku. Kutinggalkan rumah ini: Lemari kayu jati, baju-baju, juga harum yang ditinggalkan tubuh Ibu; Seperangkat kursi berikan saja pada tetangga. Ada sepatu, topi, sepeda, peninggalan Bapak. Sebaiknya  disimpan saja, untuk mengingatkan kita, ada tumpahan keringat dari ketiga benda itu, mengantar kita ke ujung sekolah 

Bersihkan rerumputan di halaman depan, agar orang-orang yang lewat di depannya bisa melihat, bahwa pernah pada suatu masa rumah itu adalah tempat belajar menghidupkan lampu, percakapan-percakapan di ruang keluarga, bagaimana sebaiknya ketika kita mempunyai air mata 

Jangan marahi anak-anak, kalau mereka mencuri jambu yang ditanam Bapak. Seperti kamu dihukum gurumu menulis lima halaman buku: "Saya tidak akan mencuri lagi!" 

Kau mencuri uang temanmu untuk membeli es krim yang tak pernah kau rasakan. Bambu kecil itu sampai pecah karena dihantamkan Bapak ke kakimu

Kita tinggal berdua. Aku tidak ingin bertengkar yang tak perlu. Jangan bersedih. Di rumah ini kita sekeluarga sudah terlalu banyak menumpahkan air mata 

Untuk sementara ini jangan mencariku 

- dari kakakmu

Cilegon, Januari 2020 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun