Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Sebuah Toko Buku Gadis Cantik Itu Menatapku

31 Juli 2019   22:22 Diperbarui: 31 Juli 2019   22:32 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

Aku menimang-nimang Origin. Tapi aku sedang tak ingin. Maka kuletakkan lagi Dan Brown.  Ada buku bagaimana caranya patah hati? 

Penjaga toko itu tersenyum 

"Jatuh cintalah dengan saya, maka Bapak akan patah hati. Karena pasti saya tolak."

O, tidak, bantahku. Justru aku semakin cinta. Semakin sering aku ditolak semakin aku mengerti, bahwa proses akan dan sedang jatuh cinta adalah peristiwa yang paling indah. Dan patah hati adalah kesakitan cinta yang terindah di antara yang indah. Jadi, ada buku bagaimana caranya patah hati? 

( Kurasa ada seorang yang memperhatikanku) 

Aku menuju rak buku pertanian. Ada buku cara membuat garam dari laut orang lain. Cara membuat tempe dari kedelai Amerika. Dan ini: Ingin menjadi wartawan dan penyair yang baik, belajarlah di institut pertanian. Adakah cara membersihkan gulma di meja-meja kantor?

Kususuri rak buku sastra. Hampir dua ratus novel terpajang, hanya sedikit buku puisi. Tapi kenapa orang mau gila untuk jadi penyair? Aku mengambil Tak Ada New York Hari Ini 

( Orang itu masih memperhatikanku. Ah, gadis cantik. Hatiku bungah, setua ini ternyata masih ada gadis cantik yang memperhatikanku  ) 

Gadis itu tersenyum. 

"Maaf Pak, bukunya belum dibayar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun