Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Biru

17 Juni 2019   10:04 Diperbarui: 17 Juni 2019   10:15 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yang bersemayam di langit. Cuaca sejuk matahari yang tak terlalu menggigit. Awan-awan bergerak buat bentuk-bentuk yang menawan

Yang menari di riak ombak. Perahu-perahu nelayan membelah gelombang penuh dengan hasil tangkapan, serta membawa nyanyian. Juga kepak burung camar berkesiutan. Dan perempuan-perempuan menunggu di tepi pantai, berharap dengan harapan-harapan

Yang terhujam pada jantung yang sesak. Menginginkan negeri yang selalu retak

Yang menyelusup pada hati seorang ibu. Mengenang kakinya yang berdarah-darah, mengantar anaknya hari ini memakai toga yang bersejarah 

Yang terpatri pada rindu 

Kamu! 

Cilegon, 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun