Ketika seseorang sudah mendapatkan semua rezekinya didunia ini, maka dia akan mati. Selama didunia dia masih memiliki rezeki, walau itu air satu tegukan saja, dia tidak akan mati. Jadi, selama masih hidup itu artinya ada rezeki yang menunggu.
Ketika ada orang mati, dan kita mencoba mengurutnya kebelakang (flashback), kita akan spontan berkata : oh...pantes saja. Walau bukan patokan, coba kita flasback orang mati disekitar minimal selama 40 hari, akan menemukan kecocokan-kecocokan dengan "teori" diatas.
Si Fulan, tiba-tiba saja kepengin beli motor baru, tak lama, dia mati. Si Fulan, tiba-tiba saja rajin beribadah, tak lama, dia mati. Si Fulan, setelah terpuruk, tiba-tiba sukses, tak lama, dia mati. Si Fulan, tiba-tiba melakukan hal yang "berbeda" dari biasanya, tak lama, dia mati.
Orang kaya, sekaya apapun dia, kalau besok "jatah" rezekinya habis, maka dia mati. Orang miskin, semiskin apapun dia, seminggu tidak makan, kalau besoknya masih ada "jatah" rezeki, maka dia tidak akan mati.
Kesimpulan
Mati, bukan masalah banyak rezeki atau sedikit, tapi tentang "jatah" rezeki yang masih ada atau sudah habis.