Setelah membuat tempe, Agus dan teman-teman akan mengolah tempe yang sudah jadi. Mereka membayangkan menu masakan yang akan dibuat dari tempe.Â
Agus ingin membuat tempe balado karena ia suka pedas. Siska ingin membuat semur tempe karena ia suka rasa manis. Luna ingin membuat tempe asam manis karena ia suka rasa asam dari saus tomat. Romi, Agung, dan Siti lebih suka tempe yang digoreng. Rasanya asin dan gurih.
Agus memaksa ingin membuat tempe balado. Demikian pula Siska, tetap bertahan ingin membuat semur tempe. Karena tidak ada yang mau mengalah, hampir saja tempe tidak jadi diolah. Keinginan setiap orang berbeda-beda. Jika setiap orang memaksakan kehendak, maka akan terjadi pertengkaran.
Akhirnya, Agus dan kawan-kawan berdiskusi untuk menentukan jenis masakan yang akan dibuat. Agus tidak ingin memaksakan kehendak. Agus paham bahwa tidak semua orang suka pedas. Agus memiliki tenggang rasa terhadap teman-temannya. Begitupula Siska dan Luna, mereka tidak memaksakan keinginan pribadi. Dari hasil diskusi, semua sepakat untuk membuat tempe mendoan.
Perbedaan sifat dan kebiasaan dapat menimbulkan pertengkaran jika tidak ada yang mau mengalah. Sikap itu tentu saja tidak baik. Perbedaan sifat dan kebiasaan tidak akan menjadi masalah, jika kita bertoleransi terhadap sifat dan kebiasaan orang lain.
Toleransi adalah sikap mau memahami keadaan orang lain.
Jangan sampai gara-gara tempe hubungan jadi rusak.
Beda pilihan itu pasti.
Salam damai Indonesiaku.