Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rumah Berbisik: 22. Setelah Misteri Terkuak (Tamat)

8 September 2025   18:18 Diperbarui: 7 September 2025   19:30 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya: Rumah Berbisik: 21. Bebas!

Pak Wali Kota sendiri yang mengundang anak-anak ke kantornya.

Mereka berpakaian rapi dengan ditemani oleh orang tua mereka. Wali Kota Mulyono mengenakan pakaian dinas dengan banyak medali dan kalungnya sehingga tampak sangat penting. Di sebelahnya duduk Joko Wardono dan Pak Bob Saminggu. Ruangan itu penuh dengan orang-orang, semuanya ingin melihat dan mendengar apa yang telah terjadi.

Wali Kota Mulyono memulai dengan pidato singkat di mana dia menjelaskan bahwa, berkat keberanian beberapa penduduk setempat, Kayuangin sekali lagi menjadi kota yang aman. Dia kemudian mengucapkan terima kasih kepada semua anak secara pribadi dan menjelaskan bahwa Pak Bob Saminggu telah memberi masing-masing anak sejumlah kecil uang sebagai penghargaan atas keberanian mereka.

Dia memulai dengan Gita dan Ratri, menyerahkan setiap anak sebuah amplop berisi uang dan sertifikat penghargaan dari Wali Kota.

Setelah itu, semua orang diundang untuk menikmati camilan dan minuman segar dan lezat di atas meja.

Joko Wardono berjalan ke tempat anak-anak menikmati camilan mereka.

"Aku harus mengatakan kalau aku terkesan dengan kalian. Kalau bukan karena kalian, mungkin aku tidak akan pernah menemukan Pak Bob."

Sakti mengangguk.

"Aku masih belum mengerti semuanya. Sekarang aku tahu kamu detektif swasta, tapi kenapa kamu mencuri gelang itu? Dan bagaimana dengan harta karun di samping sungai, terowongan di kuburan, dan melarikan diri dari kami?" tanyanya sambil menggelengkan kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun