Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Gambar Bulan

22 Mei 2025   20:40 Diperbarui: 22 Mei 2025   20:40 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Begitu masuk, cahaya merambat naik ke dinding, membentuk ratusan helai perak kecil, dan helaian itu terjalin menjadi gambar.

Foto-foto itu adalah foto orang tuanya. Foto-foto itu menunjukkan Syauki malam saat Ibu dan Ayah menghilang, berulang kali, hingga rasa sakit di dadanya begitu parah hingga dia merasa akan meledak.

Dia mencoba memejamkan mata, tetapi bahkan melalui kelopak mata yang tertutup dia dapat melihat pemandangan yang dilukis bulan. Semuanya berwarna perak, tanpa warna Dewi, tetapi tetap tajam dan nyata. Dia melihat Ibu dan Ayah berjalan menyusuri jalan kota, berpegangan tangan, Dewi dan Syauki tepat di belakang mereka. Dia melihat begal itu melompat keluar dari bayang-bayang. Ia melihat Ibu dipukul dan jatuh ke tanah, kepalanya terbentur trotoar. Dia melihat pisau menembus dada Ayah.

Namun dalam foto-foto itu, Ibu meninggal karena terjatuh, dan Ayah meninggal karena ditusuk.

Itu sama sekali tidak benar.

Bulan telah mencuri orang tua Syauki. Jadi mengapa bulan menggambarkannya dengan gambar-gambar yang tidak pernah terjadi, yang justru menggambarkan hal-hal lain? Syauki merenungkannya selama bermalam-malam sebelum akhirnya menemukan jawabannya.

Bulan tidak ingin dia tahu apa yang telah dilakukannya. Atau sekarang setelah dia tahu, bulan ingin dia melupakannya.

Jawa Barat, 22 Mei 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun