Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apa yang Kami Katakan pada Para Gadis untuk Dilakukan pada Kami jika Kami Berhenti Bermain Lumpur

25 Mei 2023   22:07 Diperbarui: 25 Mei 2023   22:09 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Kuburkan kami di sini. Tutupi kami dengan lumpur sungai ini. Biarkan sungai berlumpur mengalir ke atas kami. Biarkan airnya yang berlumpur mengalir ke bagian dalam mulut kami. Biarkan ikan di sungai, biarkan lumpurnya juga, gigit dan gigit kami sampai ke tulang. Dan ilalang di sungai ini, bunga-bunga yang tumbuh dari dasar sungai, biarlah mereka bergumul dan membungkus kami ke dalam pelukan lengan berdaunnya. Agar kami dapat ditahan di sini, di tepi sungai yang berlumpur. Di sini ada batu-batu untuk kami balikkan, dengan jari tangan dan kaki kami. Batu-batu agar kami bisa melepaskan diri dari lumpur yang diambil untuk kami lempar. Agar mereka dapat melayang kembali ke haribaan sungai. Sehingga mereka dapat naik ke langit sungai. Sarang bintang yang jatuh dari ketinggian ketika mereka, ikan-ikan di sungai ini, sebelum berubah menjadi burung, pertama kali belajar terbang.

Cikarang, 25 Mei 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun