Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Zombie! Zombie! 3 - 1

3 April 2023   21:13 Diperbarui: 9 April 2023   16:07 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya....

Aku tidak tahu berapa lama berada dalam kegelapan yang sunyi dikelilingi oleh hening mencekam. Saat aku berbaring tak sadarkan diri, asap menyerang lubang hidungku, perlahan tapi pasti membuatku tersentak kembali ke kenyataan yang mengerikan: kami jatuh... di Zona Zombie.

Mengerang, aku membuka mata dan menarik napas dalam-dalam, tetapi asap dari logam yang menyala membakar paru-paruku.

Mata Surya dari wajahnya yang kotor menatapku, dan aku mendorongnya menjauh lalu muntah ke rerumputan. Melirik ke sekeliling, aku yakin dia pasti telah mengeluarkan dan menyeretku menjauh dari reruntuhan helikopter. Tanaman merambat, semak-semak liar, dan pohon yang menjulang tinggi mengelilingi kami. Kami menabrak hutan kota.

Abangku berjongkok di sampingku. "Kamu baik-baik aja kan, Bay?" dia bertanya. Suaranya bergetar.

Sinar matahari menerpa kulitku. Bintang menari-nari dalam pandanganku dan kepalaku nyeri, terutama saat aku menggosok benjolan yang terbentuk di sisinya tempat aku terbentur dasbor.

Aku tidak pernah merasa seburuk itu sepanjang hidupku, tapi aku tahu kami harus bergerak. Perlahan aku duduk dan mengusap kepalaku yang berdenyut. "Aku baik-baik saja ... mungkin."

"Bagus, kita beruntung masih hidup." Dia menepuk punggungku. "Aku mencoba radionya, tapi mati."

Saat pikiranku jernih kembali, tiba-tiba aku teringat Keiko. Tunggu... hanya kami berdua?

Rahangku mengeras saat aku melihat ke sekeliling, dengan panik mencari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun