Kokom berbalik ke arah sungai lagi karena takut membuat Gogon takut. Mendapatkan nama dari seseorang sering kali merupakan peristiwa yang menegangkan. Mereka mungkin merasa telah memberikan terlalu banyak. Orang-orang yang dia temui sering tidak memiliki apap-apa selain nama mereka. Nama menjadi sangat berharga bagi mereka.
"Aku membawa karung tua yang besar ini," kata Kokom. "Di dalamnya ada berbagai macam barang yang mungkin dibutuhkan seseorang. Kamu membutuhkan sesuatu, Edi? Pakaian? Makanan? Ada apa saja?"
"Aku baik-baik saja," jawab Gogon. "Tidak butuh".
"Ada dua jenis orang," lanjut Kokom, seolah sudah terbiasa dengan jawaban seperti itu. "Mereka yang menerima dan mereka yang memberi. Aku adalah tipe yang memberi. Bagaimana denganmu?"
"Mungkin," kata "Edi' setelah memikirkannya sebentar. "Aku tidak tahu."
"Kamu punya keluarga? Pekerjaan, tempat tinggal? Kamu punya tempat? Beberapa orang?"
"Aku punya tempat tinggal," jawab Gogon. "Aku baik-baik saja," ulangnya.
Kokom mengangguk dan berpikir sejenak. Dia hanya bisa menerima kata-kata seseorang. Dia bisa menawarkan, tapi dia tidak bisa memaksa. Pada saat yang sama, Kokom selalu melihat ke sisi lain, orang-orang yang dapat membantu serta orang-orang yang membutuhkan bantuan. Itu adalah dua jenis orang yang ada dalam pikirannya.
"Kalau kamu mau", katanya, "kamu bisa mengetahuinya. Apa jenismu, maksudku. Kita selalu bisa menerima uluran tangan."