Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nggak Gampang "Hidup" sebagai Zombie (Empat Belas)

1 April 2023   21:21 Diperbarui: 1 April 2023   21:20 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya....

Kokom berbalik ke arah sungai lagi karena takut membuat Gogon takut. Mendapatkan nama dari seseorang sering kali merupakan peristiwa yang menegangkan. Mereka mungkin merasa telah memberikan terlalu banyak. Orang-orang yang dia temui sering tidak memiliki apap-apa selain nama mereka. Nama menjadi sangat berharga bagi mereka.

"Aku membawa karung tua yang besar ini," kata Kokom. "Di dalamnya ada berbagai macam barang yang mungkin dibutuhkan seseorang. Kamu membutuhkan sesuatu, Edi? Pakaian? Makanan? Ada apa saja?"

"Aku baik-baik saja," jawab Gogon. "Tidak butuh".

"Ada dua jenis orang," lanjut Kokom, seolah sudah terbiasa dengan jawaban seperti itu. "Mereka yang menerima dan mereka yang memberi. Aku adalah tipe yang memberi. Bagaimana denganmu?"

"Mungkin," kata "Edi' setelah memikirkannya sebentar. "Aku tidak tahu."

"Kamu punya keluarga? Pekerjaan, tempat tinggal? Kamu punya tempat? Beberapa orang?"

"Aku punya tempat tinggal," jawab Gogon. "Aku baik-baik saja," ulangnya.

Kokom mengangguk dan berpikir sejenak. Dia hanya bisa menerima kata-kata seseorang. Dia bisa menawarkan, tapi dia tidak bisa memaksa. Pada saat yang sama, Kokom selalu melihat ke sisi lain, orang-orang yang dapat membantu serta orang-orang yang membutuhkan bantuan. Itu adalah dua jenis orang yang ada dalam pikirannya.

"Kalau kamu mau", katanya, "kamu bisa mengetahuinya. Apa jenismu, maksudku. Kita selalu bisa menerima uluran tangan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun