Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Batas-Tak-Bertuan (XXIX)

26 Maret 2023   20:44 Diperbarui: 26 Maret 2023   21:16 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya....

Bagaimana Musashito bisa menggunakan senjata terkutuk itu? Perang telah membengkokkan pikirannya lebih buruk daripada yang dipikirkan Malin. "Dari mana datangnya pisser?" tanya Malin.

"Dengan semua yang terjadi, Nak, kamu justru khawatir tentang itu?" Musashito mendengus.

Orang tua itu membanggakan dirinya atas kelicikannya. Tidak ada gunanya menembakkan frizzer di level dua di area terbatas saat mereka tidak punya jalan keluar.

"Peluncur tombak akan lebih bijak," kata Malin.

"Muka pucat menyita peluncur tombakku. Selain itu, tombak tidak akan menggores makhluk bayangan. Kamu menyesal karena sahabat barumu pergi?"

Malin menyapu jelaga dari lututnya. "Tidak, tapi kita hampir saja pergi bersama mereka."

"T-tidak," Lalika tergagap, menghilang ke dalam lipatan mantelnya. Hanya dahinya yang terlihat. "I-itu tidak akan terjadi."

 "Tidak banyak udara di bawah sini dan semua debu akan memadamkan api begitu kita memindahkan Rina'y ke pembukaan. Kita tidak akan terpanggang."

"Aku sedikit gugup," kata Rainly. "Sepertinya mungkin saja kita akan terpanggang sama seperti gelembung bayangan. Mereka sesuatu. Tidak pernah melihat orang-orang seperti mereka di Dunia Timur. Tidak pernah mendengar kabar bisikan burung yang samar tentang mereka juga. Apakah mereka baru? Mungkinkah Muka Pucat menciptakan mereka? Pemburu. Dan kitamangsanya." Dia menggigil. Dinding ruang debu bergetar mengikuti gerakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun