Aku tidak bisa melihatnya melalui dahan dan dedaunan yang bergoyang.
"Udin!" aku berteriak lagi. "Jawab, dong!"
Dia tidak menjawab.
"Udin!"
Tidak ada orang di sekitar. Bahkan anjing-anjing liar pun tidak mau repot-repot mengikuti kami. Aku gemetar tak terkendali dan khawatir akan jatuh. Mencengkeram cabang dengan erat, aku terus memanggil nama temanku itu.
Ketika dahan-dahan berhenti bergetar, aku akhirnya bisa melihat melalui ruang kosong yang ditinggalkan oleh dedaunan yang tidak bergerak. Temanku terbaring telungkup di tanah.
"Udin! Udin!" aku berteriak. "Tolong!"
Di sebelah Udin, aku melihat sarang burung beo. Telur biru semuanya hancur.
Seekor burung beo melompat-lompat di sekitar Udin, berteriak marah dan sedih.
Bandung, 23 Maret 2023