Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Otak dalam Kotak

15 Maret 2023   11:11 Diperbarui: 15 Maret 2023   11:13 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lupakan pola tuang. Susun kembali. Ke Cibinong dan tujuanmu---sweter rajutan.

Tunggu.

Di atas kasur air, curiga. Mata menebus dengan semua ini

Variabel---berpikir "batu" di otak yang tidak menghasilkan satu jua kesimpulan.

Memicu "kemudian" akan menjadi A*.

Di antara miliaran kata bahasa ibu, "itu" berarti "batu" ketika orang menyadarinya, yang ditandakan hubungan antara sebuah kata dapat digunakan untuk alasan mengapa 1001001010011101 dapat mewakili "benda".

Mungkin juga konfigurasi penembakan neuron.

Simbol lainnya adalah satu jam lebih awal---atau mungkin dibentuk dari B.A.T.U.:

Aksara menunjukkan motif.

Berusahalah untuk melihat lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun