Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terjebak

14 Maret 2023   10:45 Diperbarui: 15 Maret 2023   06:28 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.teachwire.net/news/how-autism-affects-girls-and-their-social-relationships/

"Ini lebih baik? Sekarang kita bisa ngobrol?" Gamal terdengar ramah. Seperti dia benar-benar bersungguh-sungguh.

Belum pernah ada orang yang memintanya untuk ngobrol sebelumnya. Gina melirik wajahnya lagi. Tidak ada senyum mengejek. Dia mencoba untuk membungkus pikirannya di sekitar itu. Gina tidak pernah punya teman sejati.

Bel istirahat berbunyi, dan anak-anak mulai berlarian masuk kelas. Dia melihat Gamal bangkit. Gina menunggu komentar yang kejam.

"Mungkin aku akan menemuimu saat makan siang nanti," katanya.

Gina tidak mengerti lelucon. Dia hanya merasakan sakit - betapa sakitnya diejek dan dihina saat dia berusaha keras untuk mengerti. Dia melihat tangannya "Oke," gumamnya, sambil melihat ujung satu jari.

Dia tidak melihat Gamal berhenti dan menoleh padanya sebelum meninggalkan ruangan.

Gina menatap kukunya. Fokus, dia menatap kukunya yang berdarah.

Bandung, 14 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun