Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terjebak

14 Maret 2023   10:45 Diperbarui: 15 Maret 2023   06:28 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.teachwire.net/news/how-autism-affects-girls-and-their-social-relationships/

Gerombolan gadis-gadis itu, beberapa mengangkat bahu, memutar mata satu sama lain dan pergi, dengan gaya memutar badan ala anak kelas enam yang meniru model di atas catwalk. Berpura-pura acuh tak acuh dan tertawa dengan cara yang sangat jahat yang unik pada zaman itu, mereka diam-diam melirik bocah itu.

Dia mengerutkan kening pada mereka, lalu kembali ke ujung lain taman bermain.

Gamal adalah salah satu anak yang terbesar dan tercepat, jadi timnya menunggunya. Dengan kembalinya dia, permainan sepak bola dilanjutkan.

Gina mencapai ruang kelas khusus yang kosong dengan napas terengah-engah, berkeringat, dan gemetar.

Diam. Tidak ada suara. Tidak ada kata-kata. Tidak ada orang. Semuanya masih istirahat. Guru ada di suatu tempat, Gina tidak tahu di mana - tidak peduli.

Dia duduk di lantai di sudut terjauh dari pintu dan, dengan tangan menutupi telinga dan matanya yang terpejam, mulai bergoyang dan bergumam dalam irama nyanyian dengan gerakan tubuhnya.

"Hai, kamu anak baru ya? Siapa namamu?"

Suara yang sama. Yang dari taman bermain. Yang terdengar seperti orang dewasa. Anak cowok yang namanya Gamal itu.

Gina tersentak kaget dan berhenti, membuka matanya dan menatap sekilas, lalu memalingkan muka dan bergeser lebih jauh ke sudut.

"Tidak apa-apa. Tidak ada orang lain yang akan mengganggumu. Namaku Gamal."

Dia terdengar aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun