Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ein deutsches Requiem

8 Maret 2023   20:35 Diperbarui: 8 Maret 2023   20:39 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.tso.com.au/five-things-about-brahms/

Kemudian dia merangkak ke tempat tidur dengan bau liang ular yang melekat, dan menangis. Dia dilecehkan dan tidak punya cara untuk mengungkapkannya. Dia tidak pernah mengatakan yang sebenarnya kepada keluarganya. Terlalu memalukan.

Musik.

Dia punya musik.

Ya, mungkin dia bisa mengekspresikan dirinya lewat musik.

Dia, Johannes Brahms.

Bandung, 8 Maret 2023

Catatan:

Menurut Jan Swafford yang menulis biografi Johannes Brams, Johannes muda (13 tahun) bermain piano di Animierlokalen Hamburg (pub stimulasi). Ini lebih mirip saloon di barat Amerika daripada rumah bordil, tetapi pelacur memang bertransaksi di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun