Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jejak Uap

3 Maret 2023   08:08 Diperbarui: 3 Maret 2023   08:10 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.istockphoto.com/id/foto/langit-dengan-jejak-matahari-dan-uap-solar-flare-di-langit-dengan-jejak-uap-dari-gm1372926739-441917205

Ada tali tambang yang mengikat kita ke dunia ini.

Leo ingat sisir perak yang melintas rambut hitam panjang. Wajah istrinya, memalingkan muka seperti bulan tiga perempat, langit penuh dengan jalinan kapas awan putih.

Tempat tinggal mereka. Hanya dia dan Mira dan Miu Miu, si kucing hitam-putih. Kabel bersliweran di antara atap rumah. Dia melihat sinar matahari bergerak melintasi taman. Seekor kupu-kupu oranye beristirahat di atas patung kucing.

Leo terkenal dengan tomat dan terulaknya, keduanya ditanam setiap musim kemarau dari benih simpanan. Para tetangga suka mengeluh tentang kapas cinde di pekarangannya, sampai dia menjelaskan bagaimana tanaman itu menarik kupu-kupu monarch. Pada bulan September, anak-anak mereka membantunya mengumpulkan polong yang sudah matang. Benang putih beterbangan tertiup angin.

Tidak ada keterikatan.

Suatu hari, seseorang membuang puntung rokok menyala ke lorong dan garasi habis terbakar. Mira menangis, "Orang-orang membenci kita!"

Namun Leo menunjukkan taman di bawah sinar bulan. Tidak ada lagi yang menghalangi pemandangan.

Jejak uap, katanya, menyisir rambut hitam panjang Mira. Bahkan setelah kemoterapi dan rambut tercerabut segenggam, Leo akan mengatakan padanya bahwa dia cantik, dan rambutnya akan menjadi sarang burung pipit.

Bandung, 3 Maret 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun