Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Komunikasi

28 Februari 2023   07:25 Diperbarui: 28 Februari 2023   07:33 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
focusonthefamily.com

Novi, penasehat perkawinan kami, mengatakan, 'kunci hubungan yang sehat adalah komunikasi yang baik.'

Nah, Syauki dan aku tidak pernah punya masalah dengan komunikasi, dan akhir-akhir ini kami bahkan tidak perlu berbicara satu sama lain untuk mengetahui bagaimana perasaan masing-masing.

Ketika Syauki pulang kerja, dia tidak perlu mengatakan apa-apa tentang harinya. Aku tahu apakah itu baik atau buruk hanya dari cara dia menutup pintu depan. Jika bergetar, itu hari yang baik. Jika dia menutup dengan tenang--seperti, katakanlah seperti saat aku biarkan dia membuka tutup botol minumannya sendiri, meletakkan makan malamnya di atas nampan dan menyalakan televisi sendiri.

Demikian juga, Syauki tidak butuh aku mengejanya ketika aku tidak mau ... kamu tahu. Yang perlu kulakukan hanyalah memeluk botol air panas dan dia mendapat pesannya. Tidak akan mendekatiku saat itu.

Jangan salah paham, kami bicara. Kamis malam lalu misalnya.

"Jangan pulang terlambat," katanya padaku. "Kta harfus lebih awal. Aku butuh tidur malam yang nyenyak."

"Dan aku butuh malam yang menyenangkan," kataku padanya. "Aku akan siap saat aku siap."

Lihat? Itu komunikasi yang bagus. Jujur dan langsung.

Kami berdua tahu apa yang kami inginkan dan di mana kami berdiri. Kami berdua 'mengungkapkan kebutuhan dan keinginan kami' seperti yang dikatakan Novi.

Kurasa dia akan menyetujui obrolan kecil itu.

Bandung, 28 Februari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun