Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mantan Supir Orang Nomor Satu

23 Februari 2023   17:48 Diperbarui: 23 Februari 2023   17:51 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sheknows.com/entertainment/slideshow/2484724/biggest-us-president-scandals/1/

Semuanya ada di surat kabar dan televisi. Aku tahu bahwa kamera kecil akan menjadi investasi yang bagus dan memang begitu kenyataannya.

Aku tidak akan pernah bekerja sebagai sopir lagi, itu sudah pasti. Dunia selebar daun kelor dan kabar yang tersiar bahwa sumbernya adalah aku. Tapi siapa yang peduli? Tentu saja akan ada skandal lain, dan aku menyimpan semuanya di dalam kotak di dalam lemari. Mereka akan segera tersebar, tapi yang ini yang paling besar. Halaman depan koran selama tiga hari terakhir dan mungkin tiga hari berikutnya seperti yang biasa terjadi.

Tentu saja ada desas-desus dan dia menyangkal semuanya. Kamu tidak bisa menjadi Presiden tanpa menipu beberapa orang, atau beberapa ratus juta. Tapi tidak ada bukti.

Dan bukti adalah apa yang aku punya.

Jadi begitulah dia bersama penyanyi dangdut dan tangannya di tempat yang tidak seharusnya. Tidak ada kesempatan untuk menyangkal itu.

Istrinya berdiri di samping suaminya. Istri politikus selalu begitu. Meskipun aku curiga tidak akan ada banyak 'percakapan' di dalam kamar istana untuk waktu yang lama.

Dua miliar.

Itulah yang aku dapatkan. Angka yang mereka katakan padaku. Tidak cukup untuk pensiun tetapi cukup untuk memulai hidupku di sini. Aku curiga bahwa akan sulit bagiku untuk kembali ke ibu kota untuk sementara waktu, tetapi di sini pantainya indah dan kopinya enak lagi murah.

Masalahnya adalah, aku pikir aku sedang dibuntuti. Ada beberapa orang di pasar hari ini dan mereka tampak licik. Jenis kepala plontos yang bunuh dulu tanya kemudian.

Aku yakin saya pernah melihat mereka sebelumnya di suatu tempat. Aku ingin tahu apa yang mereka lakukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun