Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cantik

18 Februari 2023   00:17 Diperbarui: 18 Februari 2023   00:26 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://royalthaiart.com/product/abstract-woman-art/

Pertama, letakkan lenganmu sekendurnya di samping tubuh. Luruskan punggung jadikan sebagai tongkat yang menjepit ke peta bumi yang luas. Tekuk lenganmu hanya di siku. Angkat tanganmu di depan, telapak tangan ke atas. Satukan kedua tangan, kelingking ke kelingking, pergelangan tangan ke pergelangan tangan. Rasakan denyut nadi bergelenyar di kedua tangan. Keritingkan jari ke atas dan ke dalam membuat mangkuk tersendiri. Seperti dalam permainan anak-anak. Seperti saat mengemis. Biarkan kosong, mangkuk ini. Jangan lampirkan apa pun padanya---tidak ada jenis kelamin, tidak ada nama, tidak ada kelembaman metafora. Hanyalah udara yang kamu genggam. Timbang, putar, diamkan. Berharap penuh. Berikan satu-satunya keinginanmu---pagi musim kemarau lainnya di tasik, senyum terakhir ibu, sepetak kulit halus favorit, gigi bengkok, pawai kemerdekaan terakhir yang hebat. Momen keinginan seperti kegelapan boleh jadi murni sebelum gulungan diklik dan film diputar, ketika kita semua orang asing, bersama, tanpa koneksi di luar mata yang terkunci ke depan, ketika kita semua tahu kegelapan seperti sendok teh perak terakhir, saat itu keinginan, tatapan berat ke dalam batok kelapa kosong, saat itu kita bisa melihatnya penuh, itu saja.

Bandung, 18 Februari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun