Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Debu Lindap Ditelan Sabana

3 Februari 2023   08:59 Diperbarui: 3 Februari 2023   09:11 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wanderwalkers.com/important-travel-home-country/

Ban mobil kempes. Lingkungan sabana tandus. Matahari melelehkan isi batok kepala.

Seperti halnya panggilan telepon terakhirnya. Permintaan bantuan lainnya. Aku semakin tahu dia tidak akan berterima kasih kepadaku, lagi. Butir-butir keringat mengucur di dahiku.

Mengapa dia selalu mengajak bertengkar? Senja di ujung jalan. Jalan membentang semakin jauh ketika seseorang berjalan di bahunya. Kaktus mencuat lebih banyak lagi.

Durinya lebih panjang, lebih tajam dari jarum tisik yang kugunakan untuk memperbaiki kaus kakinya. Sebuah mobil lewat tanpa mengurangi kecepatan. Debu melapisi kacamata hitamku, mencekik pernapasan. Lidah kering.

Seekor biawak melata melewati langkahku. Kedai minum  terlihat tak jauh di depan.

Ayah harus menunggu.

Bandung, 3 Februari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun