Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nama Sandi Terburuk

30 Januari 2023   22:30 Diperbarui: 31 Januari 2023   07:12 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.outsidethebeltway.com/us-intelligence-drowning-in-information/intelligence-spy-traditional-3/

Aku tahu ada masalah ketika pembayaran e-Pay-ku ditolak di kafe langganan.

"Maaf, Target," kata kasir itu kepadaku. "Tidak ada uang, tidak ada kopi."

Kepalaku pusing karena kekurangan kafein. Aku masuk ke aplikasi bank. E-Pay kosong, dan ada pesan dari atasan: "Penyamaran terbuka. Ekstraksi: Stasiun Kota, jam 9 pagi."

Sekarang 8:55. Sial. Aku terlambat, bokek, dan belum ngopi.

Seseorang menodongkan pistol ke tulang rusukku. "Waktumu habis, Target."

Jadi banjingan ini juga tahu kode bodohku. Pasti ada pengkhianat di biro.

Ban berdecit dan sebuah taksi meluncur ke arah kami. Pria bersenjata itu mengelak ke kiri, jadi aku ke kanan.

"Masuk!" sopir taksi berteriak.

Aku tidak mengenalinya, tapi dia tidak menodongkan pistol ke arahku, jadi aku melompat masuk. Dia berputar dan kami lepas landas sebelum aku bisa menutup pintu. Peluru melesat dari spatbor belakang.

Taksi menerobos lalu lintas, dan sialan, aku salah. Sopir juga menodongkan pistol ke arahku.

"Aku tahu kamu punya sandi rahasia, Target," dia menggeram. "Serahkan padaku."

Untung pintu taksi tidak terkunci.

Aku melompat keluar, memantul dari trotoar, berguling berdiri dan lari memotong gang. Aku keluar sepuluh langkah dari pintu masuk Stasiun Kota. Gerobak kopi pinggir jalan ada di depan.

"Kopi?" tanya barista saat aku melewatinya. Dia memberiku cangkir besar dengan tulisan "09:03 Railink ke Bandara" tertulis di sampingnya.

Aku berlari ke peron dan meluncur melewati pintu kereta yang menutup. Untuk sementara aman.

Aku menyesap kopi, menyambut energi dari kafein. Lalu aku melihat tulisan di cangkir. "Nama sandi baru: Kopi."

Bandung, 30 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun