Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat Ayah Dirawat di Rumah Sakit

30 Januari 2023   21:24 Diperbarui: 30 Januari 2023   21:40 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.npr.org/sections/coronavirus-live-updates/2020/04/13/833346707/with-people-stuck-at-home-jigsaw-puzzle-sales-soar

Sepotong jigsaw menunggu di belakang teko penyok, berselubung awan biru, putih, krem. Aku melihatnya saat memasuki dapur, tepat saat Ibu duduk ke bangku.

"Diam! Biarkan aku."

Dia memutar matanya, menyuruhku untuk mengambil kaleng.

Kue buah di dalamnya memancarkan harum kayu manis dan semangat.

"Aku memanggangnya November lalu," katanya. "Harus sempurna sekarang. Tidak semuanya melemah seiring bertambahnya waktu."

Aku memotong untuk kami masing-masing saat ketel mendidih.

Adikku percaya kami harus mendapat lebih banyak, tetapi aku belum belajar bagaimana membantu seseorang yang bersikeras bahwa mereka baik-baik saja.

Aku menyendok daun teh hijau, menghirup aroma malam hutan yang lembap.

Di meja bercat teal, Ibu bermain jigzaw.

Aku mengambil sudut awan cumulus dan meletakkannya di samping cangkir tehnya.

Senyum Ibu melebar. "Ah, itulah yang aku lewatkan."

Bandung, 30 Januari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun