Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mual Pagi Hari

26 Januari 2023   06:06 Diperbarui: 26 Januari 2023   09:03 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.deviantart.com/evincent/art/Light-Reading-302351244

Di bawah cahaya lampu pada halaman buku, kamu sedang membaca tentang seorang wanita  yang mual di pagi hari ketika seekor burung memasuki cerita. Burung dan wanita itu berada di kota yang sama denganmu dalam cerita itu.

Wanita itu digiring oleh desakan untuk muntahnya ke dalam kakus ketika  burung itu menukik ke kakus tersebut dan masuk ke buku yang kamu baca. Sayap burung diilustrasikan sebagai kumis kecil yang dipakai kondektur kereta api mainan dan merusak susunan aksara. Tangan wanita itu mengubah huruf 'h' menjadi kursi goyang.

Ketika kepingan salju merah muda tertawa di atap kakus, burung itu meninggalkan kalimat yang ditujukan untuk dirinya sendiri, yang kamu baca dan mengisi tepi halaman. Menurutmu dia cantik.

Kamu menambahkan ranjang di bola mata burung yang bulat sempurna.

Memimpikan seorang bayi menguap di dalam dirimu, kamu terbangun di dini pagi, di bawah langit-langit berbintang di ruang bersalin dengan seorang pria di tepi ranjang membaca buku petunjuk cara membangun kereta api mainan ke surga dengan tenang.

Wajahnya buruk di bawah cahaya lampu buku.

Di suatu tempat di antara dua telingamu, radikal bebas Kantuk Bulan Januari telah membawa merpati dengan flu burung ke suatu tempat sebelum kita semua lahir.

"Siapa kita?" kamu bertanya pada pria itu. "Sudah jadi apa kita?"

Bandung, 26 Januari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun