"Saya pamit." Perawat sudah meluncur ke arah pintu.
"Aku membawa seseorang untuk bertemu denganmu, Bu," kataku. "Ini Adis, aku..."
"Aku tahu siapa dia, anak muda," kata Ibu. "Aku tidak lupa ingatan!" Dia menunjuk kursi di sebelahnya. "Duduklah, Sayang, aku sangat ingin mendengar kabarmu!"
Adissa mengambil tempat duduk. Di taman, seekor burung kutilang mematuk layang-layang yang tersangkut di dahan telanjang.
Aku menggantung jaketku di belakang kursi dan duduk.
"Siapa suruh kamu duduk?" Ibu menggeram. "Tidak bisakah kamu membuat dirimu berguna dan membawakan kami teh?"
Adissa meletakkan balak enam di tengah meja. Beralih kepadaku, dia mengedipkan mata: "Teh akan menyenangkan, terima kasih, pelayan. Hangat jangan panas, tawar tanpa gula."
Bandung, 15 Januari 2023
Baca juga CMP 74:Â Dari Bahasa Arab yang Artinya Hidup