Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Utopia Sejati

13 Januari 2023   22:03 Diperbarui: 13 Januari 2023   22:05 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flying Cow (newsinlevels.com)

Dataran sunyi sepi. Kota-kota yang dulunya hiruk pikuk telah runtuh berganti taman-taman yang ditumbuhi flora dan pinggiran kota yang terbengkalai. Tak lain hanyalah reruntuhan yang tak menarik. Puing-puing dari ribuan tahun.

Tumbuhan tumbuh subur di atas bangunan tua yang rusak dan tanah telah mengubur peradaban. Satu-satunya tanda keberadaan manusia yang tersisa di Bumi.

Akhirnya hewan bebas berkeliaran tidak terganggu oleh manusia yang kejam tidak adil. Mereka berkembang di Bumi dengan menjalankan hukum alam. Hal-hal yang seharusnya terjadi sebelum manusia mengambil alih.

Hutan tumbuh subur, dan tanaman telah mengambil alih. Terumbu karang hidup damai sekali lagi tanpa polusi yang disebabkan oleh manusia. Udara bersih. Pemanasan global adalah sesuatu dari masa lalu.

Namun di langit, kita melihat benda-benda besar berbentuk awan. Ketika setelah kita mengamati dengan saksama, kita menyadari bahwa itu adalah kota yang dibangun di langit. Kota itu mengapung di antara awan di langit. Kota metropolis tumbuh subur dengan wajah-wajah bahagia memenuhi setiap sudut.

Umat manusia berada pada puncak evolusinya. Beradaptasi dengan langit, manusia memiliki sistem pernapasan yang kuat. Vitamin D mudah didapat, membuat semua orang senang. Semuanya bertenaga surya termasuk kota-kota itu sendiri.

Orang-orang saling menyapa ketika mereka lewat. Mereka menjadi terbuka dan jujur dan tidak menunduk menatap kaki saat berjalan. Tetangga saling tersenyum dan melambai, tidak terbebani oleh pikiran tentang perang dan kejahatan. Anak-anak berlarian di jalanan tanpa mengkhawatirkan ditabrak mobil atau diculik penjahat.

Mobil tidak ada lagi. Hanya ada satu moda transportasi di metropolis langit ini, yaitu sapi terbang.

Bandung, 13 Januari 2023

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun