Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penjara Virtual

13 Januari 2023   10:02 Diperbarui: 13 Januari 2023   10:22 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Forget prisons, the future of punishment will be virtual (Guy Shield @ wired.co.uk)

Dr. Mahiwal menunjuk ke arah pod. "Tn. Bule sadar sepenuhnya bahwa dia ditempatkan di penjara. Dia ingat segala sesuatu dalam hidupnya sampai saat itu. Namun, setelah itu, segalanya menjadi sedikit rumit. Tuan Joni dipilih untuk proyek kami karena dia dipertimbangkan oleh staf psikologis yang menilai dia sebagai penjahat yang tidak dapat lagi diperbaiki, dan bahwa yang terbaik yang bisa diharapkan adalah agar dia ditahan."

Dr. Mahiwal tersenyum. "Kami pikir kami bisa melakukan sedikit lebih baik dari itu. Di dalam gua, kami mengontrol setiap aspek kehidupan subjek kami, jauh lebih banyak daripada penjara normal mana pun. Jadi, ketika subjek membuat pilihan yang baik, dia dapat diberi penghargaan dan, akhirnya, diperkenalkan kembali ke masyarakat sebagai pria yang telah direhabilitasi."

Dr. Mahiwal berhenti sejenak, membiarkan kata-karanya meresap dalam benak hadirin, sebelum berkata, "Sekarang kita akan pergi ke atrium tempat saya akan menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin Anda miliki."

Saat ruangan dikosongkan, seorang jurnalis kebetulan melihat ke atas ketika berjalan keluar dari pintu menuju atrium. Di atas pintu "Gua Plato", ada kutipan dari pendiri Institut:

"Penjara yang sempurna adalah penjara yang narapidana di dalamnya berpikir bahwa dia bebas."

Bandung, 13 Januari 2023

 

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun