Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Isolasi

10 Januari 2023   23:59 Diperbarui: 10 Januari 2023   23:58 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
As the coronavirus forces us to socially distance, life seems shallower, more like survival than living (by Kyu Tae Lee @ newyorker.com) 

dengarlah dentang lonceng tengah hari
gemuruh suram yang dalam bergema
telusur jalan telanjang dan suram

menatap hampa sunyi
melayang di lingkungan sepi

dan hari terus berhitung...

berhenti sejenak
dengarkan kesunyian dingin
turun jauh ke bawah realita
dan dorongan lembutnya
memanggilku untuk mengagumi surga

berhenti untuk menatap burung-burung
mereka melambung bebas
berputar melingkar satu dan lain
betapa aku mendambakan...

kumengagumi dari kejauhan
kemegahan bunga mekar yang terlupakan
getar kebahagiaan menerpa
mengangkat kepala
menikmati kini

hembusan angin
gigil sejuk dingin
membuka mata
sadari aku akan cengkeram sunyi

dan lonceng
dan bunga
dan burung-burung

dan aku di sisi lain
memandang keluar
jendela
buram

hari demi hari
sampai saat ketika
waktu terungkap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun