Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Spekulasi Sastra

10 Januari 2023   20:25 Diperbarui: 10 Januari 2023   20:34 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Poetic Edda - The Mythological Poems (riteofritual.com)

Himawal menggigil karena terpesona dengan idenya sendiri. Langit musim kemarau berwarna biru sejuk tak bertepi pagi itu.

Suatu saat, dia mengetahui susunan kimiawi langit itu, mampu memahami ketidakterbatasannya. Triknya adalah tidak menganggapnya sebagai peregangan menjauh selamanya darinya, tetapi sebagai gelembung bola.

Kini dia mendapatkan pandangan baru. Sepertinya inspirasi itu terdengar sebagai diagram Venn pandimensional.

Dia mengambil Poetic Edda yang lusuh dari lantai di samping tempat tidurnya. Asgard, Odin, Hella, Jotunheimr: dua belas ranah alam semesta yang hidup berdampingan. Dewa-dewa Nordik bermain-main dengan ruang dan waktu.

Satu millenium silam, seorang penyair majenun telah membayangkan multisemesta, sebelum ilmuwan mana pun dapat memformulasikannya.

Bandung, 10 Januari 2023

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun