Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tidak Diberi Judul

10 Januari 2023   07:55 Diperbarui: 10 Januari 2023   08:01 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Man depressed with wine bottle sitting on bench outdoor (by Voyagerix @ everypixel.com)

Di luar mulai gelap padahal baru jam dua siang.

Dia memperhatikan ada celah kecil di jendela sehingga udara dingin mengalir masuk. Dia menggigil dan menarik jaket beledu merahnya. Melihat kembali ke ruangan yang diterangi oleh cahaya kuning lembut, rasanya seperti oasis kehidupan di tengah hutan belantara musim hujan.

Dia bisa duduk di sini berjam-jam, menikmati suara pena yang mencoret-coret, detak jam, dan desau angin di luar. Tapi hari ini dia memutuskan untuk pulang lebih awal. Suasana liburan sudah ada di sini dan pikiran para siswa tak fokus untuk melakukan tugas apapun.

"Baik. Waktunya habis. Letakkan bolpoin."

Yang terjadi selanjutnya adalah kambinasi antara rintihan dan embusan lega. Dengan enggan kertas ujian diserahkan kepadanya.

Dia dengan hati-hati mengumpulkannya dan memasukkannya ke dalam tasnya. "Kalian bisa pulang. Hari ini kita pulang lebih awal. Selamat berlibur. Istirahatlah."

Wajah-wajah bahagia berlalu di depannya dan dia memperhatikan mereka dengan sedih. Liburan belum dimulai, tapi dia  sudah merindukan mereka.

Dia kembali ke kursinya dan menatap ke luar.

Tersadar dari lamunannya saat bel berbunyi, siswa-siswa berhamburan di selasar. Tak lama kemudian suasana menjadi sunyi lagi karena mereka semua pulang, meninggalkan keheningan yang jauh lebih dalam daripada yang mereka sela.

Dia berdiri, merasakan beban tubuhnya yang kurus, mengemasi tasnya, menarik retsleting jaket dan memakai topinya, dan pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun