Menekan amarah juga tidak sehat. Tersenyum untuk menutupi rasa frustrasi, menyangkal perasaan marah, atau membiarkan orang lain memperlakukan kamu dengan buruk dalam upaya menjaga kedamaian dapat menyebabkan kemarahan mengarah ke dalam jiwa dan raga. Kemarahan yang ditekan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan fisik dan mental, mulai dari hipertensi hingga depresi.
Mengabaikan perasaan amarah, merampas kesempatan kita untuk memeriksa apa yang salah dan gagal memperbaikinya.
Marah bukanlah masalahnya. Masalahnya adalah masalah.
7. Marah adalah sesuatu yang dapat dikendalikan.
Kita tidak bisa 'mengendalikan' emosi. Yang dapat kita lakukan adalah dapat mengatur respons kita terhadap emosi. Seperti gelombang di lautan, emosi  naik dan turun. Belajar memperhatikan ritme alami sensasi tubuh membantu untuk mengelola emosi yang kuat.
8. Ada manusia yang lahir dengan sifat pemarah dan tidak bisa diubah lagi.
Perasaan marah yang tertahan disebabkan oleh kejadian yang seringkali tidak terlihat atau terlupakan dan tidak ada hubungannya dengan 'alasan' mengapa kita marah.
Ada banyak cara untuk mengatasi perasaan yang intens ini: Latihan pernapasan, konsultasi dengan teman, menulis diary, main dengan hewan peliharaan, jalan-jalan, serta terapi dapat membantu untuk memperkuat sisi diri yang penuh kasih, tenang, dan percaya diri.
9. Untuk dihormati perlu mengintimidasi orang lain.
Dibesarkan oleh ortu atau lingkungan yang menindas, mungkin secara naluriah perbuatan merundung membuat orang tersebut lebih baik dari yang dirundung. Dia mungkin merasa perlu bersuara lantang dan marah agar orang mau mendengarkan.
Apakah orang akan hormat karena takut? Jangan tiru politisi pemarah. Marahnya mereka menunjukkan ketidakmampuan dan kebodohan.