3. Manajemen amarah tidak ada gunanya.
Ketika orang tidak memiliki keterampilan untuk mengelola amarahnya, emosi dapat menyebabkan masalah di semua bidang kehidupannya. Banyak masalah hubungan, masalah karir, dan masalah hukum diakibatkan oleh ekspresi marah yang tidak sehat.
Kelas dan terapi manajemen amarah bisa menjadi alat yang sangat ampuh yang membantu seseorang mengurangi ledakan amarah. Terapi kognitif-perilaku telah terbukti menjadi pengobatan yang efektif untuk masalah manajemen amarah.
4. Kemarahan hanya ada di dalam kepalamu.
Kemarahan melibatkan lebih dari sekadar pikiran. Pikirkan tentang terakhir kali kamu merasa sangat marah. Kemungkinan detak jantung meningkat, wajah memerah, dan tangan gemetar.
Amarah membangkitkan respons fisiologis, dan respons itulah yang sering memicu pikiran marah dan perilaku agresif. Mempelajari cara merilekskan tubuh dan pikiran  adalah kunci untuk mengurangi ledakan amarah.
5. Melampiaskan amarah akan membuatnya 'lepas'.
Meninju sansak, membanting piring-gelas, atau berteriak sekeras-kerasnya tidak benar-benar 'melepaskan' amarah yang terpendam.
Alih-alih menenangkan, itu hanya membuat kekacauan yang lebih besar yang sulit dipadamkan.
Penelitian menunjukkan, melampiaskan amarah justru memiliki efek sebaliknya.
6. Mengabaikan kemarahan akan membuatnya hilang.